Nagari IV Koto Mudiek, kecamatan Batangkapas sejak mengalami pemekaran tahun 2011 lalu memang termasuk nagari atau desa yang kurang memiliki SDA ( Sumber daya Alam ), berhubung SDA yang dimiliki hanya areal persawahan dan perbukitan untuk areal perkebunan yang selama ini ditanam dengan karet.
Areal persawahan tersebut makin lama makin dirasakan sempit, berhubung tidak ada lagi kawasan untuk pembukaan lahan baru, makanya Pemerintah nagari IV Koto Mudiek mengambil kebijakan intensifikasi lahan, atau memanfaatkan lahan yang ada secara optimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Salah satu usaha yang diambil Pemerintah Nagari IV Koto Mudiek menurut wali nagari Syafran adalah merencanakan kedepan budidaya tanaman Hidroponik yang diintegrasikan dengan kolam ikan baik itu lele maupun ikan lainnya secara organik.
Sebagai langkah awal untuk budi daya Hidroponik tersebut menurut Syafran, 4 Desember 2019 lalu telah dilaksanakan pelatihan Hidroponik, dengan nara sumber Pemuda Pelopor Pesisir Selatan Syahrefa Syam, Drs.Adri dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Selatan dan Camat Batangkapas Wendra Rovikto.
Dikatakan Syafran, pelatihan tersebut diikuti 30 orang peserta yang oleh ibu ibu Kader dan warga yang telah memulai usaha budi daya lele.
“ Kita mengharapkan selesai pelatihan ini seluruh peserta bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pelatihan di rumah masing masing nantinya, untuk itu kita akan anggarkan kegiatan lanjutan di tahun 2020 mendatang temasuk pelatihan pembibitan Hidroponik ini, sebab terungkap dari pelatihan tersebut benihpun harus disemaikan dengan memanfaatkan air “, kata Syafran, yang pernah aktif jadi wartawan Haluan dan harian Koran Padang.
Menurut Syafran, agar peserta termotivasi untuk membudidayakan tanaman Hidroponik ini, nagari berencana tahun 2020 mendatang akan membantu peralatan sebagai modal awal, sedangkan untuk pengembangan selanjutnya memang diharapkan inisiatif warga.
Sementara Syahrefa Syam, waktu menyampaikan materi akan membantu pemasaran nantinya bila warga nagari IV Koto Mudiek benar benar melaksanakan budi daya usaha lele organik dan sayur Hidroponik ini.
“ Belajar dari pengalaman usaha lele organik ini tidak ada masalah dalam pemasaran, bahkan saya saat ini ditantang oleh seorang pengusaha untuk menyediakan lele 1 ton per bulan, sedangkan untuk sayur hidroponik yang juga organik juga sudah ada permintaan, namun semuanya harus benar benar organik “, kata Syahrefa Syam yang juga merupakan Pemilik PT. OAN ( Olahan Anak Nagari ) yang bergerak disektor budidaya lele dan kuliner randang lele. ( 01 )